Jumat, 22 Januari 2016

Pendekatan Dalam Mengatasi Masalah Keluarga



Disharmoni keluarga merupakan hal yang ditakuti oleh suatu keluarga. Banyaknya permasalahan dalam keluarga berpotensi menimbulkan disharmoni keluarga. Dalam usaha mengatasi masalah keluarga (disharmoni), beberapa pendekatan dapat digunakan secara terpisah atau terpadu dan juga secara multidisipliner.

Humm dari jalan-jalan siang tadi nemuin beberapa pendekatan tersebut, lebih cenderung ke psikologi sih, tapi nggak apa deh aku posting di sini aja agar keluarga yang sedang dalam masalah dapat memilih metode pendekatan mana yang digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam keluarganya.

So, langsung aja cegedot dan semoga bermanfaat yak


1. Pendekatan Psikodinamik
Pendekatan ini berusaha memahami apa yang terjadi dan mengapa sampai timbul atau terjadi keadaan seperti itu. Memahami latar belakang terjadinya sesuatu permasalahan dapat dipergunakan untuk menentukan langkah-langkah untuk memperbaiki, membina dan mengarahkan, agar terjadi perubahan sesuai dengan yang diharapkan.
Pendekatan ini akan memberi jawaban mengenai "apa", "mengapa", "bagaimana" terjadinya suatu masalah, (misalnya mengenai disharmoni dalam keluarga) dan "dengan cara apa" dapat diatasi.

2. Pendekatan Behavioristik
Suatu pendekatan yang menitik beratkan pada usaha mengatasi gejala (tingkah laku/psikis) yang ada, yang terlihat, tanpa perlu memperhitungkan proses terjadinya atau "mengapanya" tetapi secara langsung untuk mengatasi gejala tersebut. Dalam hal ini perlu dikaitkan dengan prinsip-prinsip dalam dunia pendidikan atau proses belajar dan perubahan-perubahannya yang diharapkan terjadi. Suatu gejala dianggap sebagai sesuatu produk dari proses belajar sebelumnya yang mempengaruhi. Karena itu proses ini bisa dipengaruhi oleh sesuatu proses belajar yang lain atau sesuatu yang baru untuk mengatasi atau mengubah gejala tingkah laku, sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pendekatan Gestalt
Pendekatan yang menitikberatkan pada keseluruhan, pada kepribadian sebagai totalitas yang melebihi jumlah aspek-aspeknya. Meskipun masalahnya terdapat pada sesuatu aspek atau beberapa aspek kepribadian saja, namun tidak bisa dilihat, hanya pada satu aspek tertentu saja. Melainkan harus dilakukan terhadap pribadi sebagai kesatuan atau keseluruhan.

4. Pendekatan Konseling
Melalui hubungan atau percakapan yang terus menerus, seseorang bisa diarahkan unutk berfikir atau bertingkahlaku sesuai dengan yang diharapkan. Berbagai proses peniruan (imitasi), sugesti, suportif bahkan pelegaan melalui pengungkapan dari keadaan perasaan seseorang (catharsis).

5. Pendekatan melalui agama
Iman dan kepercayaan yang kuat merupakan sumber kekuatan untuk mengatasi atau menghadapi hal-hal yang tidak baik. Agama juga menjadi dasar dan patokan dari semua tingkahlaku agar orang tidak kacau, ragu-ragu dan mudah terpengaruh oleh rangsangan-rangsangan negatif yang datang dari luar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar